Terbaru

Monday, November 13, 2023

3. AMBALAN PENEGAK

AMBALAN PENEGAK

Ambalan Penegak idealnya terdiri dari 12–32 Pramuka Penegak yang dibagi menjadi 3–4 sangga. Kata "Ambalan" berasal dari bahasa Jawa "ambal-ambalan," yang merujuk kepada kegiatan yang dilakukan secara berkesinambungan. Ambalan juga dapat diartikan sebagai kelompok orang yang bekerja bersama dalam suatu pekerjaan. Nama Ambalan Penegak biasanya diambil dari nama-nama pahlawan, meskipun tidak tertutup kemungkinan juga diambil dari tokoh, kerajaan dalam pewayangan, atau legenda. Pemilihan nama didasarkan pada kesepakatan anggota Ambalan, sehingga memiliki makna dan kebanggaan bagi seluruh anggota Ambalan.

Tingkat kecakapan umum Pramuka Penegak ditandai oleh tanda pundak yang terbuat dari kain dengan warna dasar hijau tua. Tulisan dan gambar pada tanda tersebut dibuat dengan sulaman atau logam berwarna kuning emas. Tanda tersebut berbentuk trapesium, berwarna dasar hijau tua dengan panjang sisi 5 cm, sisi atas 4 cm, dan panjang kaki miring kiri dan kanan masing-masing 7,5 cm. Di dalamnya terdapat gambar bintang sudut lima, di bawahnya sepasang tunas kelapa yang berlawanan arah, dan di bawah tunas kelapa terdapat tulisan "BANTARA" atau "LAKSANA."

Bintang bersudut lima melambangkan bahwa Pramuka Penegak bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berpegang pada moral Pancasila. Tunas kelapa yang berlawanan arah menggambarkan keselarasan dan kesatuan gerak Pramuka Penegak putra dan putri yang sedang membina diri sebagai makhluk pribadi, sosial, dan makhluk Tuhan menuju cita-cita bangsa.

Tanda di pundak menggambarkan tanggung jawab berat yang harus dipikul sebagai anggota Gerakan Pramuka dan kader pembangunan bangsa dan negara. "BANTARA" memiliki makna kader, ajudan, pengawas pembangunan yang kuat, baik, terampil, dan bermoral Pancasila. Sementara "LAKSANA" mengandung arti pemimpin muda yang sudah mampu melaksanakan tugas pembangunan bangsa dan negara serta memiliki tanggung jawab yang lebih besar.

No comments:

Post a Comment